Assalamu'alaikum~
Umm.. I know I supposed to write about positive things, and I hope, you will get the positive side of my story.
***
Sudah lama rasanya pikiranku belum tumpah jadi tulisan. Seringnya, hari-hari berlalu dengan alur dan tarikan yang sama. Subuh, pagi, siang, malam, subuh lagi pagi lagi siang lagi malam lagi. Alhamdulillah-nya, I'm not jobless anymore.Like I said before, that it wasn't easy to be jobless person, trust me. And I know how hard to get a job, and lucky me I got the job from my sissy (sepupu sih, but I always knew her as a big sister).
***
Cukup sudah prolog kangen-kangenan dengan dunia tulis menulis serta kebahagiaan saat setelah mendapat pekerjaan yang menurutku layak.
***
Jadi begini...
Beberapa minggu kemarin aku cobain tes mbti disini, hasilnya adalah (as you may see on the title) INFJ! Tesnya aku lakukan 2 kali dan hasilnya sama. Overall hasilku 75% introvert dan itu ga ngebuatku heran, sebab aku tau itu dari lama. Sempat refleksi diri setelah dapat hasil sebagai INFJ dan sedikit riset tentang itu. Mereka bilang kepribadian aku itu termasuk 1-2% di dunia. Ternyata mungkin itu salah satu hal yang ngebuat aku selalu ngerasa distant sama siapapun, terutama kalau udah ga satu frekuensi.
But you know what? Orang yang baru kenal aku ga akan mikir aku introvert. Most likely mereka pikir yaa..paling kamu tuh orang normal lah (maksudnya ekstrovert, well i'm not that agree either about that). I love to talk person to person daripada di grup, tapi aku juga sebetulnya bisa sih untuk ngobrol di grup (but... I really need to work on what I'm going to say before...or my mind be like think fast..think fast...). What really hits me, I'm also sensitive person (but I keep in denial sometimes). Pilihan lagu yang sendu, inget mati, inget orang tua, inget kenangan lampau, itu paling mudah bikin aku nangis.
Maksudnya, aku sering merasa aku tuh ga belong in this world, aku itu sering pake banget ngerasa dunia aku itu semu. Orang kalau mau beli barang paling komentarnya, wah bagus, sayang mahal. But if it's me...Aku pasti bilang, duh sayang tapi nanti berapa tahun kemudian dia karatan, putus, patah, mati dll. Sayangnya aku masih belajar untuk tidak merasa terlalu semu dengan kehidupan aku sendiri, jadi belum ada solusi. Oh ya, INFJ juga suka ngasih saran, solusi buat orang lain, bahkan menurut bacaan dari link diatas itu tuh kalau kamu dapet infj juga, katanya INFJ itu sangat suka mendengarkan orang lain dan memberi nasehat. Why? Karena INFJ sudah terbiasa merasa berbeda, merasa dibedakan, merasa terasingkan dan INFJ will never want anybody feels the same way as them.
Selain itu, INFJ juga katanya suka sekali membela apa yang dia yakini benar dan sulit dibohongi. Ya, memang nama lain INFJ kan The Advocate atau pengacara, tapi ya ga musti jadi pengacara juga kan buat jadi INFJ. Yang aku rasain, aku pernah terlibat di situasi orang yang aku sayangi perlu jalan keluar dari keadaan yang penuh dengan keperihan, kebohongan, dengan cara mediasi. Karena aku ngerasain how hurtful the situation, akhirnya dengan dudulnya aku menengahi situasi, dan untungnya berhasil. Capek memang jadi aku, menyerap semua perasaan orang di sekitar, pulang ke rumah atau bahkan saat di rumah pun, omg...
Next, INFJ is perfectionist..Untuk yang ini juga kurang lebih dulu aku begitu, untungnya setelah negara api menyerang, aku belajar untuk menyeimbangkan tali kehidupan aku (read: halaah). Akhirnya aku belajar kalau apa yang aku inginkan aku kejar kalau memang belum waktunya, belum akan terjadi. Pada akhirnya aku benar-benar terpuruk lalu berserah sama Dia, walaupun jadi perfeksionis juga ga salah.
Lastly, INFJ tend to do door slam! BAM!
Aku ga ngerti juga kenapa saat baca artikel itu sangat resound dengan yang sudah terjadi selama aku hidup (widiwww). Jadi, door slam ini yang aku pahami, ketika aku mengalami disakiti orang, cenderung udah males dah, entah menghindar ga mau ketemu, males ngomong, atau apalah buat ga perlu menghadapi orang itu, karena menurut aku kasus sakit menyakiti lebih banyak di kalangan manusia (kecuali di cakar hewan yaudah lah ya, biasa kok dicakar kucing di rumah).
Okay, akhirnya selesai juga..Mohon maaf aku bukan penulis yang berbakat menulis dengan baik dan sangat panjang. Oya, jangan jadikan INFJ atau apapun itu jadi label diri ya. Aku cuma jadikan itu bahan refleksi hidup aku (enakan pijat refleksi san!), soalnya aku jadi tau apa yang harus aku hadapi terhadap diri aku sendiri. Seperti ternyata benar, aku harus mengurangi ke perfectionist-an aku, harus belajar cope sama kehidupan sendiri, banyak bersyukur, banyak ibadah, asal ga banyak makan aja nih. Ayo ah, mari puasa bareng... Feel free to contact me in ig @sandrianna93 kalau punya kisah yang serupa atau apa dah, yuksss.
***
Cukup sudah prolog kangen-kangenan dengan dunia tulis menulis serta kebahagiaan saat setelah mendapat pekerjaan yang menurutku layak.
***
Jadi begini...
source:Reddit |
But you know what? Orang yang baru kenal aku ga akan mikir aku introvert. Most likely mereka pikir yaa..paling kamu tuh orang normal lah (maksudnya ekstrovert, well i'm not that agree either about that). I love to talk person to person daripada di grup, tapi aku juga sebetulnya bisa sih untuk ngobrol di grup (but... I really need to work on what I'm going to say before...or my mind be like think fast..think fast...). What really hits me, I'm also sensitive person (but I keep in denial sometimes). Pilihan lagu yang sendu, inget mati, inget orang tua, inget kenangan lampau, itu paling mudah bikin aku nangis.
Mau intermezzo dikit, biar kelak, kalau aku kembali baca tulisan ini, again, aku bisa refleksi diri. Aku mau tulis 3 lagu yang mudah banget ngebuat aku nangis:Terus, katanya INFJ itu dreamy head, alias pemimpi. Well, dari dulu aku selalu post sampai ada judulnya "Sekilas tentang kerumitan manusia" (actually I kinda forget it right now..) dan menuliskannya selama SMA sampai kuliah, sampai akhirnya aku putuskan untuk menghapusnya. Selalu ada dibalik pikiranku, aku ga mungkin hidup hanya untuk bangun pagi siang ke malam seperti yang aku tulisin di awal. Pasti ada suatu tujuan yang lebih besar, dan sejauh ini yang aku yakini serta pahami, tujuan hidup aku untuk Dia. Sok iye banget ya rasanya, in my normal state pasti bilang gitu. Tapi inner feeling and thoughts pasti bilang lain. Lagi, kalau tujuan kita hidup cuma lewat doang, kayaknya aku ga bakal ngerasa kayak ada disasosiasi atau terputus dengan kehidupan aku sendiri.
1. Rehat - Kunto aji (I can't hate this song...really)
2. Meramu - Danilla (Everytime my anxiety and depression starts, this song will be there)
3. Memilih Dia - BCL ( i love that she describe it as leaving those bad situation for the better you)
Maksudnya, aku sering merasa aku tuh ga belong in this world, aku itu sering pake banget ngerasa dunia aku itu semu. Orang kalau mau beli barang paling komentarnya, wah bagus, sayang mahal. But if it's me...Aku pasti bilang, duh sayang tapi nanti berapa tahun kemudian dia karatan, putus, patah, mati dll. Sayangnya aku masih belajar untuk tidak merasa terlalu semu dengan kehidupan aku sendiri, jadi belum ada solusi. Oh ya, INFJ juga suka ngasih saran, solusi buat orang lain, bahkan menurut bacaan dari link diatas itu tuh kalau kamu dapet infj juga, katanya INFJ itu sangat suka mendengarkan orang lain dan memberi nasehat. Why? Karena INFJ sudah terbiasa merasa berbeda, merasa dibedakan, merasa terasingkan dan INFJ will never want anybody feels the same way as them.
Selain itu, INFJ juga katanya suka sekali membela apa yang dia yakini benar dan sulit dibohongi. Ya, memang nama lain INFJ kan The Advocate atau pengacara, tapi ya ga musti jadi pengacara juga kan buat jadi INFJ. Yang aku rasain, aku pernah terlibat di situasi orang yang aku sayangi perlu jalan keluar dari keadaan yang penuh dengan keperihan, kebohongan, dengan cara mediasi. Karena aku ngerasain how hurtful the situation, akhirnya dengan dudulnya aku menengahi situasi, dan untungnya berhasil. Capek memang jadi aku, menyerap semua perasaan orang di sekitar, pulang ke rumah atau bahkan saat di rumah pun, omg...
Next, INFJ is perfectionist..Untuk yang ini juga kurang lebih dulu aku begitu, untungnya setelah negara api menyerang, aku belajar untuk menyeimbangkan tali kehidupan aku (read: halaah). Akhirnya aku belajar kalau apa yang aku inginkan aku kejar kalau memang belum waktunya, belum akan terjadi. Pada akhirnya aku benar-benar terpuruk lalu berserah sama Dia, walaupun jadi perfeksionis juga ga salah.
Lastly, INFJ tend to do door slam! BAM!
Aku ga ngerti juga kenapa saat baca artikel itu sangat resound dengan yang sudah terjadi selama aku hidup (widiwww). Jadi, door slam ini yang aku pahami, ketika aku mengalami disakiti orang, cenderung udah males dah, entah menghindar ga mau ketemu, males ngomong, atau apalah buat ga perlu menghadapi orang itu, karena menurut aku kasus sakit menyakiti lebih banyak di kalangan manusia (kecuali di cakar hewan yaudah lah ya, biasa kok dicakar kucing di rumah).
Okay, akhirnya selesai juga..Mohon maaf aku bukan penulis yang berbakat menulis dengan baik dan sangat panjang. Oya, jangan jadikan INFJ atau apapun itu jadi label diri ya. Aku cuma jadikan itu bahan refleksi hidup aku (enakan pijat refleksi san!), soalnya aku jadi tau apa yang harus aku hadapi terhadap diri aku sendiri. Seperti ternyata benar, aku harus mengurangi ke perfectionist-an aku, harus belajar cope sama kehidupan sendiri, banyak bersyukur, banyak ibadah, asal ga banyak makan aja nih. Ayo ah, mari puasa bareng... Feel free to contact me in ig @sandrianna93 kalau punya kisah yang serupa atau apa dah, yuksss.
Komentar
Posting Komentar